Senin, 18 Januari 2010
IBU...
Sesuap nasi masuk k mulutku
Seteguk air mengalir d tenggorokn ku
Setetes air turun dari mataku
Secercah cahaya menghampiri mataku
Oek oek oek
suatu tanda kehidupan
Dulu thn 85 aku terlahir
Kini bumi semakin tua dg usia ku 24 thn
Tak ada yg berubah dari mu
Tetap tersenyum menatap ku
Menyapaku dlm lamunan
Mengingatkan ku dlm kelalaian
Dari kosong menjadi berisi
Dari tak tau menjadi tau
Dari tak mampu menjadi bisa
Dari gendongan sampai berlari
Begitu panjang perjlanan ku
Namun kau tetap setia menemaniku
Tak ada yg mampu ku berikan
Namun seisi perut mu sd kurasakan
Tak ada yg mampu mengerti puisi ini
Karena hanya aku yg tau
Hanya seorg anak yg mampu merasakan arti Ibu
Hanya cinta yg mampu memaknainya
Ibu...
Doa mu yg selalu mengiringiku
Mulai aku dlm buayanmu
Sampai aku dpt menentukan sendiri langkahku
Ibu...
Tak terasa kini aku sudah jauh dari mu
Tak lg bisa setiap hari bersamamu
Tak lg bisa selalu menemanimu
Ibu...
Ku tulis puisi ini dg sepenuh hati
Dengan uraian air mataku
Ku rindu
Ibu...
Tuntun aku dg doamu
Walau jarak memisahkan kita
Namun ku tau hati kita selalu dekat,dekat
Ibu...
Kau ajari aku u/ mencintai Tuhan ku
Kau ajari aku u/mencintai diriku
Kau ajari aku u/memaknai hidup
Ibu...
Kau dukung aku dlm setiap cita2ku
Kau yg selalu memahami keinginanku
Yang tau sebesar apa cita2ku
Ibu...
Ku biarkan air mata ini menetes
Karena ku ingat akan semua kesalahanku pd mu
Ku ingat akan semua kebaikn mu
Ibu...
Ku mencintaimu
Ku menyayangimu
Entah kata apa yg pantas u/ mewakili rasa ini
Doakan aku selalu
Ridhoi langkahku
Cintai aku selalu
Maafkan aku
Seteguk air mengalir d tenggorokn ku
Setetes air turun dari mataku
Secercah cahaya menghampiri mataku
Oek oek oek
suatu tanda kehidupan
Dulu thn 85 aku terlahir
Kini bumi semakin tua dg usia ku 24 thn
Tak ada yg berubah dari mu
Tetap tersenyum menatap ku
Menyapaku dlm lamunan
Mengingatkan ku dlm kelalaian
Dari kosong menjadi berisi
Dari tak tau menjadi tau
Dari tak mampu menjadi bisa
Dari gendongan sampai berlari
Begitu panjang perjlanan ku
Namun kau tetap setia menemaniku
Tak ada yg mampu ku berikan
Namun seisi perut mu sd kurasakan
Tak ada yg mampu mengerti puisi ini
Karena hanya aku yg tau
Hanya seorg anak yg mampu merasakan arti Ibu
Hanya cinta yg mampu memaknainya
Ibu...
Doa mu yg selalu mengiringiku
Mulai aku dlm buayanmu
Sampai aku dpt menentukan sendiri langkahku
Ibu...
Tak terasa kini aku sudah jauh dari mu
Tak lg bisa setiap hari bersamamu
Tak lg bisa selalu menemanimu
Ibu...
Ku tulis puisi ini dg sepenuh hati
Dengan uraian air mataku
Ku rindu
Ibu...
Tuntun aku dg doamu
Walau jarak memisahkan kita
Namun ku tau hati kita selalu dekat,dekat
Ibu...
Kau ajari aku u/ mencintai Tuhan ku
Kau ajari aku u/mencintai diriku
Kau ajari aku u/memaknai hidup
Ibu...
Kau dukung aku dlm setiap cita2ku
Kau yg selalu memahami keinginanku
Yang tau sebesar apa cita2ku
Ibu...
Ku biarkan air mata ini menetes
Karena ku ingat akan semua kesalahanku pd mu
Ku ingat akan semua kebaikn mu
Ibu...
Ku mencintaimu
Ku menyayangimu
Entah kata apa yg pantas u/ mewakili rasa ini
Doakan aku selalu
Ridhoi langkahku
Cintai aku selalu
Maafkan aku
"Hapalan sholat Delisa"
"Hapalan sholat Delisa" kisah seorg anak umur 6 thn yg pd saat tsunami aceh datang beliau sama sekali tak menghiraukan guyuran air itu datang krn sedang khusuk menyetor hapalan sholatny sampai akhirny air itu menyeret badanny, tp beliau tetap hidup krn belliau puny janji u/ menyetor hapalan itu sampai tuntas...
Langganan:
Postingan (Atom)